|
Puan Maharani : Hampir 75% Rakyat Indonesia Tidak Menginginkan Prabowo Jadi Presiden, Siap-siap jadi calon presiden abadi |
MAKNA-NEWS,- Ada-ada saja memang logika dan nalar para elit politisi Gerindra dan juga para media pesanan mereka. Mempermainkan psikologis pembaca dengan cara mebolak balikkan hasil survei seperti saat mereka memenangkan Pilkada Jakarta 2017. Presiden Jokowi yang berhasil meraih elektabilitas 38,9% melalui survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dianggap kecil.
Simak juga:
Terkait Karangan Bunga Dibalai Kota, Kata Novel Bamukmin Itu Untuk Anies-Sandi
Hebatnya, mereka dengan percaya diri menyebutkan bahwa elektabilitas Presiden Jokowi masih bisa dilewati karena belum melewati 50%. Lalu kalau memang yakin bahwa Presiden Jokowi bisa dilewati, maka siapa dan berapakah elektabilitasnya sehingga yakin Presiden Jokowi bisa dilewati??
loading...
Hasil survei menunjukkan bahwa posisi kedua dalam survei tersebut adalah Prabowo dengan tingkat elektabilitas 12,0%. Setelah itu, muncul nama Susilo Bambang Yudhoyono 1,6%. Setelah itu muncul nama-nama lain dengan persentase tidak sampai 1 persen. Lalu dimana letak logika dan kebenarannya kalau Presiden Jokowi bisa dilewati??
Jujur saja, kalau memang ada yang bisa melewati Presiden Jokowi paling adalah sosok sang Ibu dalam film Pengabdi Setan. Itu pun karena memang mahluk abstrak dan bisa melewati Presiden Jokowi tanpa perlu survei-surveian. Lah kalau mau ke Istana Negara juga tinggal lewatin aja tuh penjaga.
Baca juga:
Sambangi DPRD DKI, Anies Baswedan diskusikan soal kota Apung
Kalau Prabowo dan lain-lain mah harus melewati ijin dan kalau mau suka-sukanya masuk yah harus menang Pilpres. Tetapi apa iya bisa menang Pilpres kalau elektabilitasnya masih pada nyungsep?? Malah anehnya, nama SBY muncul di posisi ketiga. Itu namanya pesaing yang lain tenggelam sama Presiden Jokowi dan malah mantan yang muncul. Mau dipimpin mantan?? Ora Sudi.
loading...
Peraturan juga melarang sang mantan kembali maju ikut Pilpres. Kalau pun maju paling juga kalah sama Presiden Jokowi. Bagaimana mungkin kita kembali percaya kepada mantan kalau dia sudah mengecewakan kepercayaan kita?? Mendingan yang sekarang. Sangat setia dan memberi kepastian kepada kita. Ingat cewek lebih suka kepastian daripada kegantengan. Hidup Cewek!! Hahaha..
Hebatnya, strategi memframing masyarakat dilakukan oleh para elit Gerindra. Mereka membalik membaca hasil survei dengan mengatakan bahwa lebih dari 50% rakyat menginginkan Presiden bukan Jokowi. Lah, yang lain juga tidak ada yang lebih dari 50% kok. Paling tinggi yaitu tadi, Prabowo 12 persen. Bahkan kalau mau dibalik bacanya, 88% RAKYAT TIDAK INGIN PRABOWO JADI PRESIDEN!
Baca juga:
Inilah Pengakuan mantan Menteri Kabinet era SBY Terkait kasus Korupsi e-KTP
Nah loh… Kalau begini bukannya sangat sadis bahasa surveinya?? Hampir 100% rakyat yang tidak menginginkan Prabowo menjadi Presiden! Itu bukan hanya sakitnya disini, tetapi sakitnya dimana-mana. Bahkan demi menghibur Prabowo, Gerindra katanya buat survei internal dan yang menang adalah Prabowo. Mereka meyakini kalau Pilpres diadakan sekarang Prabowo yang menang.
Padahal, itu sudah jelas-jelas survei internal. Apa iya ada yang berani bilang Prabowo kalah?? Bisa hilang satu-satu atau minimal kena lempar HP. Tanya saja Fadli Zon bagaimana rasanya. Tetapi apapun usaha yang dilakukan, Gerindra tidak bisa lari terus dari kenyataan bahwa 88 persen rakyat tidak ingin Prabowo jdi Presiden. Fakta yang akan membuat Prabowo jadi Capres Abadi!
Simak juga:
Tepis Pernyataan Eggy Sudjana, Imam Besar Istiqlal : Tritunggal Dalam Agama Kristen Sama Sekali Tidak Berbenturan Dengan Ketuhanan YME
Mau bagaimana lagi cara dibuat supaya Gerindra ini tidak perlu membuat framing-framing berita yang tidak benar. Lah mereka saja terindikasi bermain melalui kelompok Saracen. Beberapa orang terlibat dalam relawan Prabowo di Pilpres 2014 dan kini menjadi salah satu kelompok yang gencar menyerang Presiden Jokowi. Serangan yang benar atau tidaknya tidak dipedulikan asal ada isu negatif.
Mereka tidak sadar, kalau hasil survei dibalikkan, maka yang paling menyakitkan adalah mereka-mereka yang surveinya rendah dan bahkan tidak bisa mendekati elektabilitas Presiden Jokowi. Malah parahnya, Presiden Jokowi pada akhirnya dibandingkan dengan Presiden-Presiden di luar negeri elektabilitasnya. Apa sebabnya?? Karena memang Presiden Jokowi tidak tertandingi di Indonesia untuk elektabilitas capres 2019.
Baca juga:
UDZTAD DASAD LATIEF : LAKI-LAKI YANG TIDAK BERPOLIGAMI AKAN MASUK NERAKA
Kalau dibandingkan dengan Presiden negara lain, berarti ini adalah sebuah pengakuan Gerindra bahwa levelnya Presiden Jokowi bukan lagi level nasional. Sebuah fakta yang Gerindra sendiri tidak sanggup membendungnya dan tanpa sadar malah mempromosikan kehebatan Presiden Jokowi.
Lalu siapakah orang yang bisa mengganjal Presiden Jokowi untuk jadi Presiden kedua kali?? Sama seperti kasus Ahok, yang bisa hanyalah diri sendiri. Semoga saja, Presiden Jokowi tidak akan diAhokkan. Cara mengantisipasinya adalah dengan kita semua menjaga dan melindungi Presiden Jokowi dari serangan hoax dan fitnah membabibuta.
Mari terus rapatkan barisan dan jadikan Jokowi Dua Periode..
Next Page
Lihat Video
Prabowo Ingin Rujuk Kembali, Ini jawaban Mantan Istrinya Titiek Soeharto